Bekerja, Bekerja dan Bekerjalah

Dunia semakin tua, kemakmuran pun semakin dicari. Ketika kita sekolah, kuliah , apa yang menjadi motivasi melakukan semua itu. Mungkin 99% diantara kita menjawab "Meraih cita-cita" (selebihnya mungkin menjawab : ya memang begitulah prosesnya) . Lho memang cita-citanya apa? "Jadi orang sukses (kalau mau dipanjangin ujung-ujungnya : ingin jadi kaya) hehe...Itulah persepsi yang telah mengakar di dalam pikiran kita selama ini tentang tujuan menuntut ilmu. Jadi ketika kita lulus kuliah lalu mendapatkan pekerjaan yang jauh dari cita-cita maka kekecewaanlah yang kita dapat. Tapi pernahkah kita niatkan sekolah, kuliah dan bekerja itu sebagai ibadah? Ya Ibadah. Mungkin bagi sebagian kita (umat Islam) ibadah hanyalah sebatas rukun islam. Padahal ibadah itu maknanya luas. Lalu bagaimana konteks ibadah dalam hal menuntut ilmu dan bekerja?

Kita lihat dulu dalam Al Quran surat Adz-Dzariat (51) : 56 : Wamaa kholaq-tul jin-na wal insana il-la liya’budun yang artinya : Dan tidaklah AKU menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKU. Ayat ini jugalah yang menjadi kunci jawaban dari pertanyaan "Untuk apa sih kita hidup di dunia" hidup lalu mati, lahir-jadi bayi-jadi anak kecil-sekolah-kuliah-dewasa-bekerja-tua dst. 

Sungguh Pemurah Allah SWT bahkan bernafas, berjalan, senyum, hal-hal yang sangat kecil  saja dinilaiNYA sebagai ibadah. Ketika kita sekolah berapa langkah kaki, berapa cucuran keringat, tenaga, nafas yang keluar? Ketika kita bekerja berapa banyak pikiran, tenaga yang kita keluarkan. Dan terlebih ketika kita telah menghasilkan uang lalu dengan uang itu kita menghidupi keluarga kita berapa besar nilai ibadah kita di sisiNYA, Subhanallah Allah Maha Pengasih, Maha Pemurah.

Namun nilai ibadah tak hanya  diraih oleh yang bekerja kantoran ataupun pengusaha dsb. Seorang Ibu Rumah Tangga yang terkadang hanya dipandang sebelah mata (ohh kerjaannya cuma Ibu Rumah Tangga ya?) padahal sebenarnya jobdesc-nya lebih berat dari pekerja kantoran dan mungkin saja posisinya lebih mulia di mata Allah SWT (wallahua'lam), karena dari tangannya, lisannya terbentuklah pemimpin-pemimpin bangsa, khalifah-khalifah unggul di muka bumi.

Hmm, tapi jangan dihitung ya cucuran keringat n langkah kakinya (itu namanya gak ikhlas sama Allah) hehe. Cukuplah Allah Al Hasib Yang Maha Menghitung Allah Al 'Alim Yang Maha Mengetahui semua itu. Semoga niat kita bekerja adalah semata-mata beribadah. Adapun kalau kita mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar itu adalah penghargaan(reward) atas usaha kita jangan jadikan itu sebagai tujuan hidup. Namun tetap berusaha menjadi yang terbaik di bidang kita, Rasulullah SAW teladan kita tidak pernah disebut biasa-biasa saja bukan? Sukses sebagai pemimpin, suami, ayah, pedagang, panglima perang, Rasul Allah. Tapi ketika kita menjadi biasa-biasa saja tak perlu berkecil hati. Allah SWT tetap punya "piala" untuk kita, DIA mengganjar sekecil apapun perbuatan/usaha kita.

Well, semakin banyak penghasilan seharusnya semakin banyak pula kesempatan untuk melakukan kebaikan. Berikut beberapa referensi perusahaan-perusahaan yang mungkin jadi sasaran anda melamar pekerjaan :

-------------------------------------------------------------------------------------------

Working in the Oil and Gas Industry, beberapa perusahaan yang bergerak di industri minyak dan gas berikut standarisasi salary di sini 
-------------------------------------------------------------------------------------------
PT. Telkom perusahaan idaman ? di sini
-------------------------------------------------------------------------------------------
Sepuluh perusahaan dinobatkan sebagai perusahaan idaman (Tempointeraktif) di sini 
-------------------------------------------------------------------------------------------
15 perusahaan idaman 2009 versi Majalah Warta Ekonomi di sini
-------------------------------------------------------------------------------------------

Perbaiki niat kita. "Jangan letakkan dunia di dalam hati, letakkanlah ia di tangan". Yang di hati hanya Allah SWT. Amin Ya Allah...

-wayanays-